Saturday, 4 April 2015

Kesepakatan Nuklir Iran Deal, Rusia Dapat Durian Runtuh


Kerjasama militer  skala penuh antara Moskow dan Teheran akan dilanjutkan jika embargo senjata PBB diakhiri setelah kesepakatan nuklir berhasil tercapai. Bila sanksi PBB dicabut, maka Rusia akan mendapatkan potensi pasar besar untuk perangkat keras militer mereka yang diperkirakan bisa mencapai US$ 11-13 miliar. Demikian disampaikan Igor Korotchenko, kepala think tank Rusia yang mengkhususkan diri dalam penjualan senjata, pada hari Jumat. Jumlah yang sangat besar dan ibarat mendapat durian runtuh di tengah situasi ekonomi yang sulit.

Sesuai dengan kesepakatan nuklir dicapai dalam pembicaraan Iran-P5 + 1, sanksi AS dan Uni Eropa yang dikenakan pada Iran akan ditangguhkan setelah Badan Energi Atom Internasional (IAEA) memverifikasi bahwa Teheran bersedia mengikuti perjanjian. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov menambahkan bahwa embargo senjata PBB terhadap Iran juga harus dihentikan.

“Negara kami memiliki potensi besar untuk pengembangan kerja sama militer dengan skala penuh, kemungkinan pengiriman senjata Rusia ke Iran bisa mencapai US$11-13 miliar” kata Korotchenko kepada RIA Novosti Jumat 3 April 2015.


Menurut Korotchenko, Rusia bisa menjadi pemasok utama peralatan militer kepada Republik Islam Iran apalagi Teheran merencanakan program ambisius persenjataan untuk tentara dan angkatan laut negara itu, secara politis tidak mungkin untuk membeli senjata dari negara-negara Barat.

Pada tanggal 9 Juni 2010, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi menerapkan sanksi terhadap Iran atas program nuklirnya yang kontroversial. Sanksi itu termasuk larangan penjualan senjata modern ke negara itu.

Pada tanggal 22 September 2010, Presiden Rusia Dmitry Medvedev menandatangani sebuah perintah eksekutif menegakkan resolusi Dewan Keamanan PBB. Dokumen melarang semua penjualan militer dari Rusia ke Iran dan termasuk transfer senjata ke Iran dari luar perbatasan Rusia dengan pesawat atau kapal yang beroperasi di bawah bendera negara Rusia.

Pada bulan Oktober 2011, Rusia menyampaikan 1L222 Avtobaza stasiun radar-jamming darat ke Iran. Ini adalah pertama kalinya penjualan senjata tercatat secara resmi setelah penerapan sanksi.

Rusia juga dapat melanjutkan kesepakatan untuk memberikan "S-300" sistem pertahanan permukaan-ke-udara ke Iran jika PBB memutuskan untuk mencabut larangan penjualan senjata ke Teheran.

No comments:

Post a Comment