Tuesday, 14 April 2015

China Jadi Pembeli Pertama S-400

s-400 rusia
Sistem pertahanan anti serangan udara S-400

Info Militer Terbaru-China dipastikan telah membeli rudal sistem pertahanan S-400 dari Rusia, Direktur jenderal perusahaan ekspor senjata Rusia Rosoboronexport Anatoly Isaikin mengatakan hal tersebut kepada harian Kommersant dan dikutip kantor berita Tass Rusia Senin 13 April 2015.

Isaykin menolak untuk mengungkapkan detail kontrak, tetapi menegaskan bahwa China telah menjadi pembeli pertama sistem pertahanan udara paling mutakhir itu. Kepala Rosoboronexport mengatakan bahwa industri pertahanan Rusia wajib untuk mengutamakan memasok sistem pertahanan udara S-400 ke Kementerian Pertahanan Rusia, meskipun fakta bahwa banyak negara asing yang tertarik untuk membeli sistem ini.

Sistem, yang mampu meluncurkan hingga 72 rudal dan membidik hingga 36 target secara simultan ini masuk  layanan militer rusia pada tahun 2007 untuk menggantikan sistem S-300. S-400 Triumf dirancang untuk melindungi diri dari serangan udara, rudal strategis, cruise, rudal balistik taktis dan rudal balistik operasional dan menengah.

Biro desain Almaz bertanggung jawab untuk pengembangan S-400 Triumf. Ini adalah sistem yang dirancang untuk mencegat berbagai sasaran darat dan udara, seperti pesawat siluman, cruise dan rudal balistik pada jarak 400 km.

S-400 memiliki kode nama SA-21 Growler dan merupakan upgrade dari sistem rudal S-300 dengan fitur tiga rudal yang berbeda, termasuk jarak sangat jauh 40N6, jarak jauh 48N6 dan rudal jarak menengah 9M96.

Selain China, sistem ini juga telah menarik minat dari sejumlah negara asing, termasuk Arab Saudi, Belarus, dan Turki. Rusia berencana untuk membeli hingga 200 peluncur (masing-masing dengan dua atau empat rudal) pada tahun 2015, dan mempensiunkan S-300 dan S-200. Ini berarti menyebarkan sedikitnya 18 batalyon pada 2017 dan 56 pada tahun 2020.

China berencana untuk menyebarkan batalyon S-400 pertamanya untuk menghadapi Taiwan. Batalyon selanjutnya akan dikerahkan untuk menangani Jepang, Korea Selatan dan Vietnam.

No comments:

Post a Comment