Saturday, 18 April 2015
Indonesia Menolak Bergabung Dengan Koalisi Arab Saudi
Ada yang mencibir langkah Indonesia, saat bangsa kita tidak turut bergabung bersama Saudi Arabia untuk menyerang Yaman.
Bahkan ada yang coba membanding-bandingkannya dengan Malaysia, yang kebetulan dengan sangat terpaksa harus rela menerjunkan pasukannya.
Langkah Indonesia, ternyata tidak hanya mendapat perhatian dari negara lainnya, bahkan kemudian Turki dan negara-negara Afrika yang sebelumnya berniat gabung, malah bersikap balik kanan, memilih jalan serupa dengan yang ditempuh Indonesia.
Ada uang yang sangat besar..! Itulah modus yang bermain dibalik layar.
Di tengah iklim ekonomi dan investasi yang kian lemah, negeri mana sih yang tidak tergiur dengan sejumlah uang puluhan miliar dolar yang disodorkan..?
Nyatanya, Indonesia masih teguh pendirian, menolak tawaran manis, dan tetap fokus pada penciptaan solusi-solusi damai yang lebih logis dan humanis. Kita juga perlu uang, tapi ingat, prajurit kita tidak untuk disewakan..!
Kini, di Malaysia justru muncul berbagai pertanyaan, kenapa mereka harus mengirim tentaranya guna mendukung aksi yang diketuai oleh Arab Saudi? Berapa banyakkah uang yang mengalir ke dalam kantong Angkatan Tentara Malaysia..?
Hehehe..! Ternyata, berdasarkan penelusuran berbagai sumber, selain cash in yang besar, negeri Petro Dollar Arab pun menjanjikan investasi yang lebih besar untuk sektor Perbankan Syariah Malaysia.
Mirisnya, mereka juga sedikit mengeluarkan tekanan yang berbau ancaman. Arab Saudi siap menarik kembali semua investasinya di Malaysia, sekiranya negeri Jiran itu tidak bersedia atau enggan mendukung usaha militer yang dilakukan oleh Arab Saudi..!
Bagi Malaysia, keikutsertaan mereka pasti dirasa sangat perlu untuk tetap menjaga agar investasi Arab Saudi tidak lari.
Bayangkan sekiranya Arab Saudi menarik semua investasinya dari Malaysia disaat perekonomian sedang lesu, apa yang yang akan terjadi dengan Malaysia. ?
Padahal dengan investasi dari Arab, kini perbankan Malaysia menjadi salah satu yang terbesar di dunia.
Bagi Indonesia bisa dengan mudah menolak ajakan bergabung dengan suatu negara untuk nenyerang suatu negara, berdasarkan pada konstitusi yang ada. Selain itu, meskipun mayoritas bangsa Indonesia menganut agama Islam, tapi nyatanya hukum yang berlaku juga bukan hukum Islam.
Jika ingin memaksakan diri, kita harus mereferendum UUD yang ada. Makan waktu dan biaya, hasilnya belum tentu nyata karena belum terlihat urgensinya bagi kita.
Tanpa perlindungan konstitusi, keterlibatan kita akan digolongkan sebagai sebuah aksi inkonstitusional yang tidak mustahil akan dilihat sebagai bentuk kejahatan perang. Hampir tidak ada manfaatnya..
Investasi negara Arab di Indonesia tidak sebesar investasi mereka di Malaysia.
Sumber : Patriot Garuda
Label:
Internasional,
Militer,
Nasional
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
berita bulsit
ReplyDeleteBERITA ENGGAK BERTANGGUNG JAWAB
ReplyDelete