Tu-160 bomber
Info Militer Terbaru-Pembawa rudal strategis / bomber Tupolev Tu-160 akan kembali masuk produksi. Pesawat ini akan lahir kembali sebagai sebuah mesin terbang yang mematikan dan sulit untuk dibendung oleh lawan.
Russia’s Concern Radio-Electronic Technologies (KRET) sedang mengembangkan sistem bimbingan pesawat baru, sebuah penargetan dan navigasi yang kompleks, sistem kontrol senjata dan peralatan elektronik lainnya. Sebanyak 800 perusahaan dan organisasi terlibat dalam modernisasi pesawat Tu-160.
“Pesawat akan dilengkapi dengan sistem peperangan radio-elektronik canggih, yang sangat efektif terhadap rudal anti-pesawat,” kata KRET.
KRET sedang merancang sebuah sistem kontrol mesin dan konsumsi bahan bakar serta layanan pemeliharaan yang akan membantu awak dalam situasi force majeure.
Pada tanggal 29 April, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengunjungi Kazan Aircraft Production Association dan memerintahkan untuk melanjutkan produksi Tu-160. “Tidak ada lawan untuk Tu-160 di antara pesawat supersonik,” kata Shoigu.
Tu-160 adalah pembom/pembawa rudal strategis supersonik sayap variable menyapu yang dirancang oleh Biro Desain Tupolev di era Uni Soviet pada tahun 1970-an sampai awal 1980an. Pesawat memasuki layanan pada tahun 1987.
Tu-160 dijuluki “White Swan” atau Angsa Putih dengan kontruksi asli sebenarnya untuk pesawat siluman dan memungkinkan pesawat untuk tetap tak tertandingi misi tempur jarak jauh.
Tu-160 memegang 44 rekor dunia di ketinggian penerbangan dan berbagai operasi. Rekor terbaru ketika pesawat melakukan penerbangan tanpa hentik sejauh 18.000 kilometer dalam 24 jam dan 24 menit.
Tu-160 adalah pesawat supersonic terbesar, terberat dan yang paling kuat dalam penerbangan militer. Selama modernisasi, pesawat akan dilengkapi dengan sistem komunikasi dan navigasi canggih, sistem penargetan baru dan kompleks peperangan elektronik.
Awalnya, Tu-160 dirancang untuk membawa 12 rudal jelajah Kh-55 dengan hulu ledak termonuklir. Tu-160 juga dipersenjatai dengan rudal mutakhir Kh-101 dan Kh-555 dengan akurasi lima meter
No comments:
Post a Comment