Thursday 25 June 2015

Prancis Tak Terima Presidennya Dimata-matai AS

spy

Info Militer Terbaru-Pemerintah Prancis pada Rabu mengatakan bahwa tindakan memata-matai di antara sekutu tidak dapat diterima setelah WikiLeaks melaporkan dokumen bocor, yang menunjukkan Amerika Serikat menyadap pembicaraan Presiden Francois Hollande dan dua pendahulunya.

“Tindakan itu tidak bisa diterima antara sekutu,” kata juru bicara pemerintah Prancis Stephane Le Foll, sesaat sebelum pertemuan darurat kepala badan keamanan Prancis, yang diperintahkan Presiden Hollande.

“Sulit menerima bahwa di antara sekutu bisa ada kegiatan semacam itu, terutama terkait dengan penyadapan terhadap presiden,” kata Le Foll.

“Ketika kita berupaya memerangi terorisme, suatu pihak sulit membayangkan atau memahami hal yang membuat suatu negara memata-matai negara sekutunya,” tambahnya.

Namun, Le Foll juga mencoba untuk mengecilkan kontroversi tentang isu penyadapan tersebut dengan mengatakan bahwa itu bukan sesuatu hal yang dapat memicu krisis besar. “Sudah ada cukup banyak krisis berbahaya di dunia saat ini,” kata dia.

Pemerintah Prancis akan mengadakan pertemuan dewan pertahanan pada Rabu ini (24/6) setelah beberapa komunikasi – yang digolongkan sebagai “Sangat Rahasia” dan mengungkapkan aksi spionase terhadap Presiden Hollande, Nicolas Sarkozy dan Jacques Chirac dari 2006 hingga 2012 – dipublikasikan secara online oleh WikiLeaks bekerja sama dengan surat kabar Prancis Liberation dan situs Mediapart.

Pemerintah Amerika Serikat menolak untuk mengonfirmasi atau menyangkal laporan bahwa Badan Keamanan Nasional AS telah memata-matai tiga presiden Prancis dengan aksi penyadapan. “Kami tidak akan berkomentar tentang tuduhan-tuduhan intelijen tertentu,” kata Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih kepada wartawan, Rabu.

“Seperti pada hal umumnya, kami tidak melakukan kegiatan-kegiatan pengawasan intelijen asing kecuali ada tujuan keamanan nasional yang spesifik dan divalidasi,” kata pernyataan tersebut.

No comments:

Post a Comment