Thursday 25 June 2015
Sudah 7 Kapal Laut Malaysia Dibajak Perompak Selama 2015
Info Militer Terbaru-Menyusul hilangnya kapal tanker Orkim Harmony, Malaysia melaporkan sudah terjadi 7 kejahatan perompakan di wilayah perairannya. Itu terjadi selama kurun waktu dari Januari hingga Juni 2015 ini.
Berdasarkan laporan dari Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM), ada 2 jenis perompakan yang dilakukan bajak laut khususnya di wilayah Laut Cina Selatan. Pertama adalah perompakan hit and run atau opportunities base (untung-untungan) dan kedua adalah organized crime (kejahatan terencana).
"Modus berupa perampasan kapal selanjutnya menunggu kapal Phantom (phantom ship) sebagai kapal penampung minyak rampasan termasuk perampasan barang-barang berharga milik ABK," ungkap Wakil Ketua APMM Bidang Operasi Laksamana Madya Maritim Dato' Ahmad Puzi bin AB Kahar dalam keterangannya seperti yang disampaikan oleh Dispenarmabar, Rabu (24/6/2015).
Mayoritas perompak yang mencuri di perairan Malaysia biasa membajak kapal yang berisi bahan bakar. Mereka biasa disebut rampok curi minyak (RCM) di mana biasa menargetkan kapal tanker yang mengangkut marine gas oil (solar kapal) dan automotive diesel oil (solar mobil).
"Karena minyak jenis ini sangat mudah ditransfer dan dijual dipasaran. Namun terkadang perompak salah memilih sasaran," kata Ahmad Puzi.
Puzi pun memberi contoh, hal tersebut seperti terjadi dalam kasus perompakan SPOB Srikandi 515 yang membawa CPO, lalu MT. VP Asphalt II yang membawa minyak tar dan MT Orkim Harmony yang membawa gasoline 95 (bensin).
"(perompakan) Srikandi 515 dan OH (Orkim Harmony) pelaku berhasil ditangkap sedangkan VP Asphalt pelaku kabur setelah melepaskan kapal. Dari investigasi pelaku RCM, sindikat dapat dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan perannya," jelas Puzi.
Peran kelompok yang dimaksud mulai dari mastermind (otak sindikat), perekrut perompak, pemberi informasi (pengamat sasaran), eksekutor lapangan/perompak, phanop ship/kapal penampung, serta broker dan pembeli. Adapun RCM terorganisasi disebut Puzi merupakan tindak kejahatan antar-negara yang cukup rumit untuk diungkapkan.
Hal tersebut lantaran biasanya pelaku di tiap-tiap kelompok berasal dari beberapa negara. Serta beberapa teknis maupun administrasi lainnya. Seperti kapal sasaran dengan registrasi kompleks mulai dari pemilik, bendera, isi muatan, dan awak kapal. Selain itu juga lokasi kejdian di wilayah negara berbeda dengan implikasi hukum yang juga berbeda, serta pemilik cargo yang tidak sama dengan pemilik kapal.
"Tanpa sebuah rangkaian intelijen dan investigasi yang mantap, kita hanya mampu menangkap pelaku eksekutor saja. Sedang pelaku ini mudah berganti dan regenerasi, jika tertangkap akan muncul operator lain di lapangan. Sehingga eksekutor ini hanya akan bisa diberantas mulai dari akarnya. Dan ini hanya dapat dilakukan melalui aparat penegak hukum yg terintegrasi secara menyeluruh dalam menangani kasus antar negara seperti ini," tukas Puzi.
Seperti diketahui, kapal tanker berbendera Malaysia hilang pada tanggal 11 Juni lalu dan baru berhasil ditemukan pada 18 Juni 2015. Dalam proses pencarian, Indonesia mengarahkan sejumlah armadanya untuk membantu. Kabarnya para perompak merupakan WNI yang beraksi di perairan Malaysia. Dalam peristiwa itu, seorang ABK asal Indonesia mengalami luka tembak namun berhasil diselamatkan.
Sumber: detik.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment