S-400 Triumf, sistem pertahanan udara Rusia paling canggih
Info Militer Terbaru-Kesepakatan antara Rusia dan China untuk pengadaan sistem pertahanan
udara S-400 akan mengubah peta bagi sejumlah negara. Sistem rudal paling
canggih ini jelas akan meningkatkan kekuatan untuk Beijing dalam
upayanya mendominasi langit di sepanjang perbatasannya, kata para ahli.
Sistem dengan daya jangkau 400 kilometer ini memungkinkan China untuk
menyerang setiap sasaran udara di pulau Taiwan, selain mencapai target
udara sejauh New Delhi, Calcutta, Hanoi dan Seoul. Air defense
identification zone (ADIZ) atau zona identifikasi pertahanan udara Laut
China dan Kuning di Timur Laut Cina juga akan dilindungi. Sistem ini
akan memungkinkan China, jika perlu, untuk menyerang setiap sasaran
udara dalam Korea Utara.
Saat ini China telah memiliki sistem S-300 dengan kisaran 300 kilometer. Jarak itu hanya memungkinkan untuk menyerang target di sepanjang pantai barat laut Taiwan dan tidak dapat mencapai kota-kota besar di India dan Korea Selatan, kata Alexander Huang, Council on Strategic and Wargaming Studies, Taipei. S-400 akan menantang kemampuan Taiwan untuk melakukan operasi pertahanan udara dalam Adiz, yang meliputi Selat Taiwan.
“Tentu saja, sistem baru ini juga akan memberikan China kemampuan ekstra untuk mencegah dan menolak ancaman udara musuh, membuat pasukan regional yang lebih berhati-hati ketika beroperasi dekat China,” kata Huang.
CEO Rosoboronexport Anatoly Isaikin mengumumkan penjualan sistem ini pada 13 Apri 2015 lalul. Dia mengatakan kepada media berita bahwa S-400 memiliki permintaan di pasar internasional dan China akan menjadi pelanggan ekspor pertama. Tidak ada spesifik yang terungkap, namun kontrak yang sebenarnya kemungkinan besar ditandatangani pada kuartal terakhir 2014, kata Kashin. Dia mengatakan kesepakatan itu akan mencakup 4-6 batalyon dengan nilai sekitar US$ 3 miliar.
Sebagaimana ditulis Defense News Sabtu 18 April 2015 S-400 adalah sistem yang tangguh dan merupakan evolusi rudal udara dalam upaya modernisasi pertahanan China, kata Mark Stokes, direktur eksekutif Proyek 2049 Institute. “Akan menarik untuk mengetahui apa rudal khusus varian diekspor sama dengan yang dibuat untuk Rusia,” katanya.
Kementerian Taiwan Pertahanan Nasional (MND) tidak terkejut dengan kabar ini, kata juru bicara Mayjen. Luo Shou-he. Menruut dia MND. Rusia dan China telah bekerja sama erat pada isu-isu militer selama puluhan tahun, kata dia, termasuk penjualan senjata dan pertukaran teknologi pertahanan.
“Untuk mengatasi potensi ancaman sistem baru ini, ROC [angkatan bersenjata Taiwan] telah menyelesaikan analisis ancaman rudal, dan strategi untuk melawan penanggulangan untuk melibatkan S-400,” katanya.
No comments:
Post a Comment